Kamis, 04 November 2010

sahabat

ketika kesendirian ini membuat ku jenuh,,,,
dan ketika itu pun kau pergi entah kemana?????
apa yang aku rasa...tak inginkan kau tinggalkan aku disaat seperti ini....
apakah kau tau selama ini hadirmu yang sealu buat hari-hari ku indah.....
walau terkadang aku tau kau jenuh dengan semua cerita ku....
kini tanya ku,,,apa ada yang salah dengan ku????
maaf...jika ada kesalahan yang tak aku tau.....

Selasa, 02 November 2010

Mahasiswa Mentawai Terancam Putus Kuliah




MENTAWAI - Sekira seratus mahasiswa yang saat ini menempuh studi di Padang terancam putus kuliah karena kebanyakan orangtua mereka menjadi korban dalam bencana tsunami di Mentawai, baik di kecamatan Pagai Utara, maupun Pagai Selatan.

Ketua Tim Relawan di Posko Forum Mahasiswa Mentawai, Ronald Samongilailai menjelaskan, mahasiswa yang terkena musibah tersebut telah berangkat padang ke Mentawai pada 26 Oktober lalu. "Ketika berangkat kebanyakan dari mereka menangis, terutama yang perempuan. Kami juga tetap memberangkatkan kawan-kawan meski dengan tidak punya dana, akhirnya kami minta ke pihak kapal untuk menggratiskan biaya perjalanan kawan-kawan," papar Ronald.

Saat ini tim relawan sedang mengusahakan solusi bagi para mahasiswa yang terancam putus kuliah tersebut. Ronald menyatakan, telah melobi pihak DPRD Mentawai supaya memberi bantuan agar kawan-kawan mereka bisa tetap kuliah.

Wakil Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet menyatakan, saat ini penanganan bencana sedang dalam masa tanggap darurat. "Tapi kami sudah merencanakan pemberian dana bantuan kuliah kepada mahasiswa yang jadi korban bencana tsunami tersebut pada 2011 mendatang," ujar Yudas kepada okezone, Selasa (2/11/2010).

Tim relawan di Posko Forum Mahasiswa Mentawai juga akan menyerahkan bantuan berupa 255 paket makanan. Dananya berasal dari hasil penggalangan dana yang mereka lakukan dua hari terakhir di sepuluh titik. Total dana yang berhasil mereka kumpulkan adalah Rp43 juta.

Mereka akan menurunkan 40 relawan ke desa Malakopa, Pagai Selatan, terutama ke dusun-dusun yang paling parah tingkat kerusakannya. "Sebagian relawan adalah penduduk asli Malakopa, jadi mereka seperti pulang kampung,

Indomie Beracun?

Indonesia adalah ‘negeri Indomie’. Santer benar pemberitaan soal penarikan mi instan itu di Taiwan karena diyakini mengandung zat pengawet bahan pembuat kosmetik bernama nipagin atau methyl p-hydroxybenzoate. Kenyataannya, di Tanah Air Indomie tetap laris manis.

Setidaknya, dari sekian banyak warga yang diwawancarai VIVAnews.com—apakah itu pemilik warung maupun konsumen--rata-rata mengaku tak terpengaruh dengan isu tersebut. Terkhusus, mereka yang berada di kalangan ekonomi bawah.

Misalnya saja Hanafi, seorang supir truk. "Takdir Tuhan yang ngatur. Masalah makan mah, kalo gak enak baru saya buang," kata dia saat ditemui di sebuah warung Indomie, di Jalan Rempoa, Jakarta Selatan. Hanafi mengaku isu itu tak berpengaruh apa-apa baginya.

Begitu juga Enung, pemilik warung yang berasal dari Sumedang. Ia mengaku sudah 21 tahun hanya menjual Indomie sebagai makanan cepat saji. Tak ada satupun merek lain yang terpampang di lapaknya--hanya Indomie dengan berbagai rasa. Toh setelah kasus ini meledak, warungnya tetap ramai didatangi pembeli. Dalam sehari ia mengaku tetap bisa menghabiskan dua hingga tiga dus karton Indomie. Tak ada yang berubah. "Orang-orang sini mah yang penting halal," katanya.

Hal serupa juga dinyatakan pemilik warung Indomie lainnya, Evi. Warungnya yang berjarak 500 meter dari warung Enung sudah berdiri sejak 26 tahun lalu, juga hanya menjual Indomie. "Saya aja makan Indomie tiap hari," ia menambahkan.

Itu buat para pemilik warung Indomie dan konsumennya, yang rata-rata berasal dari kalangan menengah ke bawah.

Fenomena berbeda muncul di kalangan menengah atas. Isu Nipagin lumayan membuat mereka cemas. Sejak kabar ini muncul ke permukaan, murid di salah satu SD swasta di Jakarta Selatan, misalnya, mengaku dilarang orangtua mereka makan Indomie lagi. Banyak juga yang tetap dibolehkan makan, meski diwanti-wanti supaya jangan sering-sering.

"Yang penting jangan sering-sering, nanti usus buntu," kata Rayshifa, siswa kelas 6 SD yang masih memakai seragam pramuka. Toh, ia mengaku tidak mau menyantap merek lain. "Lebih sedap Indomie, yang lain bau obat," ujarnya polos saat ditemui di SD Islam Harapan Ibu, Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Lain lagi pengakuan beberapa mahasiswa Universitas Padjadjaran di Jatinangor, Bandung. Menurut Sita, misalnya, beberapa temannya terbiasa mengkonsumsi Indomie hingga tiga kali sehari. “Akibatnya mereka sering mengeluh pusing dan perutnya melilit-lilit seperti terkena maag,” katanya, was-was. Mereka selama ini getol melahap Indomie selain karena suka rasanya, juga karena sebuah faktor yang teramat penting buat mereka: lebih hemat.

Pengawet kosmetik
Benarkah mi instan yang sudah jadi bagian hidup ratusan juta warga itu beracun?

Pemerintah Indonesia sudah langsung bereaksi keras menanggapi pengumuman  Food and Drugs Administration Department of Health Taiwan itu; bahwa dua bahan kimia yang terkandung dalam produk Indomie hanya cocok untuk bahan pembuat kosmetik. Begitu menerima laporan soal kasus itu, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih langsung memerintahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memeriksa ulang. Hasilnya, BPOM mengumumkan: Indomie aman dikonsumsi.

Kementerian Kesehatan menyatakan tak perlu merilis imbauan terkait kasus ini. Sembari menegaskan Indomie aman dikonsumsi, Menteri Endang mengingatkan agar warga tidak melahap Indomie setiap hari.

BPOM tak menyangkal bila Indomie dan mi instan lain yang diproduksi di Indonesia mengandung nipagin. Namun, ditegaskan Kepala BPOM Kustantinah bahwa kadarnya masih dalam batas yang wajar.

Dijelaskan Kustantinah, zat pengawet nipagin itu berada dalam kecap yang merupakan bagian dari mi instan, utamanya mi goreng. Jika dikonsumsi berlebihan, memang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan risiko penyakit berat seperti kanker. "Apapun yang terkandung di dalamnya, bila dikonsumsi berlebihan akan berbahaya bagi kesehatan," ujarnya.

Menurut Kustantinah, dalam kecap mi instan, batas peggunaan nipagin yang diizinkan adalah 250 mg per kg. Dalam makanan lain--kecuali daging, ikan, dan unggas--batas maksimal sebesar 1.000 mg per kg. Dan kecap Indomie masih di bawah ambang yang diperbolehkan itu.

Di Indonesia, katanya lagi, penetapan regulasi keamanan mutu dan gizi produk pangan olahan sudah mengacu kepada standar internasional, yaitu Codex Alimentarius Commission yang didasarkan pada kajian risiko. Menurut standar itu, mi instan yang terdaftar di Indonesia, termasuk Indomie, dinyatakan aman untuk dikomsumsi. "Kami menjamin mi instan yang terdaftar di Badan POM aman. Masyarakat diimbau untuk membeli produk terdaftar," katanya.

Batas penggunaan kedua bahan kimia yang ramai disoal ini, khususnya methyl p-hydroxybenzoate alias nipagin, berbeda-beda di beberapa negara. Di Kanada dan Amerika Serikat batas maksimum penggunaan yang diizinkan adalah 1.000 mg per kg. Di Singapura dan Brunei Darussalam 250 mg, di Malaysia 500 mg, di Hong Kong 550 mg.

Lalu, makhluk apa gerangan methyl hydroxy benzoate dan benzoic acid itu?

Dessy Ratnaningtyas, seorang ahli kimia yang bekerja di sebuah industri kosmetik, di kawasan Tangerang menjelaskan sebagai berikut. “Dalam regulasi kosmetik, penambahan bahan-bahan tersebut bertujuan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada produk kosmetik, biasanya untuk produk-produk yang tinggi kandungan air atau kelembabannya.”

Kondisi kelembaban di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 80 persen, sehingga mikroorganisme sangat cepat tumbuh dan membuat produk menjadi cepat rusak. “Karena itu diperbolehkan menambahkan bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme itu, yang biasa kita sebut bahan pengawet atau preservative. Tetapi, penggunaannya harus sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan,” kata Dessy.

Di bidang kosmetik jenis pengawet cukup banyak dan terus berkembang dan diperbarui. Nipagin dan benzoic acid merupakan generasi awal, tetapi masih terus digunakan sampai sekarang--terutama nipagin.

Apakah kedua bahan kimia ini memang bisa dipakai untuk mengawetkan makanan?

Menurut Dessy, karena fungsinya merupakan penghambat mikroorganisme, bila digunakan sesuai dosis dan cara yang benar, kedua produk tersebut memang dapat membantu mengawetkan makanan. Soal dosisnya, sangat tergantung pada regulasi.

Untuk sediaan kosmetik misalnya, nipagin hanya boleh digunakan sebanyak 0,15 persen. Untuk benzoic acid maksimum 0,5 persen dalam bentuk asam tunggal. Benzoic acid sendiri menurut Dessy saat ini sudah jarang digunakan dalam produk kosmetik. Masalahnya, jika masuk ke dalam lambung bisa dianggap sebagai benda asing oleh tubuh dan cukup berbahaya jika terakumulasi cukup tinggi.

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Franciscus Welirang, menyatakan produksi Indomie tetap akan mengacu pada Codex Alimentarius Commision. Menurut Welirang saat ini terjadi kesalahpahaman bahwa mi instan menggunakan pengawet. Padahal, katanya, bahan pengawet tidak digunakan untuk bahan mi-nya sendiri, maupun bumbu bubuk. Bahan pengawet hanya ada di kecap yang diperuntukkan bagi bumbu mi instan goreng. Begitupun, Welirang mengingatkan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi Indomie setiap hari. (Baca wawancara dengan Welirang di sini).

Importir Indomie di Hong Kong, Fok Hing (HK) Trading sendiri kukuh menyatakan bahwa Indomie tetap aman dikonsumsi dan memenuhi standar kesehatan baik di Hong Kong dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan hasil pengujian kualitas per Juni lalu, tidak ditemukan adanya bahan berbahaya.
"Mi instan Indomie aman untuk dimakan dan masuk ke pasar Hong Kong lawat saluran yang legal," demikian pernyataan Fok Hing. Mereka menduga, Indomie yang kini dipermasalahkan di Taiwan merupakan produk yang diimpor secara ilegal.

Sementara itu, supermarket yang menjual barang-barang asal Indonesia di Distrik Causeway Bay, Hong Kong, East-Southern Cuisine Express, menyatakan bahwa mi instan yang mereka jual bukanlah barang selundupan dan aman dikonsumsi. Di Hong Kong, Indomie memang lebih murah ketimbang produk mi instan lokal lain dan menjadi makanan favorit warga Indonesia yang bekerja di negeri itu.

Label rokok
Adanya perbedaan standar antara Indomie yang beredar di Taiwan dan Indonesia, membuat Komisi IX DPR RI mempertanyakan standar ganda yang diterapkan produsen Indomie. Anggota Dewan kini mengusulkan membentuk Panitia Kerja Bahan Tambahan Pangan untuk meneliti berbagai permasalahan terkait pengamanan makanan dan minuman. Hasil penelusuran akan dijadikan bahan masukan bagi Rancangan Undang-Undang Pengawasan Obat dan Makanan yang akan disusun tahun 2011

Wakil Ketua Komisi IX DPR Nizar Shihab mengatakan Panja akan meminta agar di setiap produk yang mengandung bahan pengawet “harus disebutkan mengandung bahan pengawet apa saja." Nanti, komposisi dan nama bahan pengawet harus dicantumkan dengan jelas, termasuk jumlah, batas maksimum yang dibolehkan, termasuk akibat dan resiko yang bisa ditimbulkannya.

Kira-kira, katanya lagi, modelnya bakal seperti label peringatan di kotak rokok.  Jika itu jadi diterapkan, boleh jadi di setiap bungkus mi instan kelak akan ada label menyeramkan seperti ini: “Mi instan, jika dikonsumsi berlebihan, dapat menyebabkan ...”

Lampung Gempa 5,5 SR, Anak Krakatau Dipantau

VIVAnews - Gempa berkekuatan 5,5 skala Richter menggoyang wilayah barat daya Krui, Lampung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun langsung memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Berdasarkan info dari Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika, gempa terjadi pada Rabu pagi ini, 3 November 2010, pukul 10.01. Gempa yang terjadi di 166 kilometer barat daya Krui, Lampung ini berpusat di kedalaman 10 kilometer di koordinat 6,68 Lintang Selatan dan 103,78 Bujur Timur .

Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVBMG, M. Hendrasto, menyatakan instansinya akan langsung memantau kondisi  Gunung Anak Krakatau yang berada di timur laut dari pusat gempa.

"Kami pantau. Jika berpengaruh, paling akan meningkatkan frekuensi letusan Anak Krakatau," kata Hendrasto saat dihubungi VIVAnews.com. 
Anak Krakatau sendiri terus menunjukkan peningkatan aktivitas, sehingga  PVMBG Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) langsung merilis larangan kepada kepada warga, khususnya nelayan dan wisatawan, untuk mendekat dalam radius dua kilometer.

Aktivitas dengan frekuensi yang cukup sering ini--seperti mengeluarkan gas terus-menerus--merupakan pertanda terjadinya erupsi. Gas yang diembuskan Gunung Anak Krakatau saat ini sangat berbahaya dan mengandung racun. Gas itu secara natural memang akan merembes keluar terlebih dahulu karena faktor tekanan magma di perut gunung